CategoriesProgramming

Membuat Planner dengan Microsoft Graph API

Microsoft Graph adalah platform dari Microsoft yang menghubungkan banyak layanan dan perangkat yang sudah disediakan oleh Microsoft. Dengan menggunakan Microsoft Graph, pengembang dapat melakukan integrasi layanan dengan layanan – layanan yang ada di Microsoft 365. Misal dalam tulisan ini saya ingin menggunakan layanan Microsoft Planner untuk membuat Task menggunakan API sendiri.

Berikut adalah langkah – langkahnya:

Continue reading
CategoriesAutomated testsProgramming

API testing menggunakan Mocha & Chai

Diskripsi singkat

Hai gaes pasti kalian sudah familiar kan dengan API itu apa? Jadi secara singkatnya API itu adalah seperangkat aplikasi yang bisa berbentuk fungsi, method atau URL endpoint yang dapat kita gunakan untuk mengembangkan aplikasi, baik dalam satu platform maupun lintas platform. 

Terus mocha dan chai ini apa sama? jadi gini mocha itu adalah javascript library testing dan Chai sendiri adalah library yang digunakan untuk memudahkan Mocha dalam melakukan assertion pada setiap API yang dipanggil. Nah gimana udah paham kan? sekarang kita eksekusi yok gimana cara pakai mocha dan chai nya. 

 

Persiapan 

Pastikan kalian sudah menginstal nodejs, jika belum terinstall silakan install dulu disini! 

Continue reading

CategoriesProgramming

Aplikasi Video Conference dengan Flutter

Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah kebiasaan masyarakat. Mulai dari sekolah sampai bekerja yang awalnya kegiatan dilakukan secara tatap muka, sekarang berubah menjadi serba online dengan memanfaatkan teknologi yang bernama Video Conference.

Video Conference memungkinkan kita berkomunikasi dengan lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan. Kali ini kita akan mencoba membuat aplikasi Video Conference dengan menggunakan Flutter.

Continue reading
CategoriesProgramming

Teknik Materialized View dengan Database MySQL

Apa itu Materialized View?

Materialzied View adalah Hasil fisik / table dari sekumpulan table yang dilakukan Query JOIN, berbeda dengan View dimana Hasil dari Query JOIN. Materialized View memiliki keuntungan dari segi normalisasi Performa database yang cepat, secepat kita GET data Table, sedangkan View untuk mengambil 1 Data dari sekumpulan Query JOIN sangat banyak dan dengan data yang sangat Banyak dari Table akan memakan Waktu. Permasalahan Utama kita kenapa menggunakan Material View adalah GET data dengan JOIN table yang sangat banyak.

 

Materialized View akan berfungsi dan dibutuhkan pada saat system Anda berjalan dan sudah banyak data yg berjalan serta system membutuhkan data yang Real Time, Apabila optimasi ini belum diterapkan akan lebih bijaknya Anda pertimbangkan untuk menggunakannya.

Beberapa Database Lain sudah support untuk Materialized View diantaranya:

Di artikel Ini kita akan membahas Materialized View di MYSQL, benar MYSQL tidak ada dalam list Database yang support untuk Materialized View, namun disini saya akan mencoba memberikan beberapa Teknik yang lumayan mudah untuk diterapkan Apabila System Anda menggunakan Database MYSQL. Berikut Gambaran dasar Materialized View secara garis Besar: 

Gambaran Beberapa Table yang digunakan untuk menghasilkan Table Materialized view

Berdasarkan Gambaran Diatas bisa akita lihat  Hasil query dari beberapa table akan menghasilkan single table. Bagaimana caranya?

Berikut kita masuk ke topik utama yaitu Teknik Materialized View di Database MYSQL.

Sebagai Contoh disini saya membuat database untuk penjualan Rumah Makanan yang sederhana:

1.  Table user

CREATE TABLE `user` (

      `id` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

      `name` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `phone` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `role_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `status` TINYINT(4) NULL DEFAULT ‘1’,

      `created_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp(),

      `updated_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp() ON UPDATE current_timestamp(),

      PRIMARY KEY (`id`) USING BTREE,

      INDEX `role_id` (`role_id`) USING BTREE

)

COLLATE=‘utf8mb4_general_ci’

ENGINE=InnoDB

AUTO_INCREMENT=2;

2. Table role

CREATE TABLE `role` (

      `id` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

      `name` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `created_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp(),

      `updated_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp() ON UPDATE current_timestamp(),

      PRIMARY KEY (`id`) USING BTREE

)

COLLATE=‘utf8mb4_general_ci’

ENGINE=InnoDB

AUTO_INCREMENT=4;

 

3. Table menu (menu makanan)

CREATE TABLE `menu` (

      `id` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

      `name` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `price` DOUBLE(22,0) NULL DEFAULT NULL,

      `status` TINYINT(4) NULL DEFAULT NULL,

      `created_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp(),

      `updated_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp() ON UPDATE current_timestamp(),

      PRIMARY KEY (`id`) USING BTREE

)

COLLATE=‘utf8mb4_general_ci’

ENGINE=InnoDB

AUTO_INCREMENT=6;

 

4. Table Invoice

CREATE TABLE `invoice` (

      `id` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

      `user_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `created_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp(),

      `updated_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp() ON UPDATE current_timestamp(),

      PRIMARY KEY (`id`) USING BTREE,

      INDEX `user_id` (`user_id`) USING BTREE

)

COLLATE=‘utf8mb4_general_ci’

ENGINE=InnoDB

AUTO_INCREMENT=2;

 

5. Table invoice_detail

CREATE TABLE `invoice_detail` (

      `id` INT(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

      `invoice_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `menu_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `price` DOUBLE(22,0) NULL DEFAULT NULL,

      `quantity` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `created_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp(),

      `updated_at` DATETIME NOT NULL DEFAULT current_timestamp() ON UPDATE current_timestamp(),

      PRIMARY KEY (`id`) USING BTREE,

      INDEX `menu_id` (`menu_id`) USING BTREE,

      INDEX `invoice_id` (`invoice_id`) USING BTREE

)

COLLATE=‘utf8mb4_general_ci’

ENGINE=InnoDB

AUTO_INCREMENT=2;

6. View invoice_report_list ini adalah view yang akan kita Materialized.

DROP TABLE IF EXISTS `invoice_report_list`;

CREATE ALGORITHM=UNDEFINED SQL SECURITY DEFINER VIEW `invoice_report_list` AS SELECT i.id,id.invoice_id, id.price, id.quantity, i.created_at AS sale_date, u.name AS cahsier, m.name AS menu_name, r.name AS role_name, r.id AS role_id FROM invoice_detail id JOIN invoice i ON (id.invoice_id = i.id) JOIN user u ON (i.user_id = u.id) JOIN menu m ON (id.menu_id = m.id) JOIN role r ON (u.role_id = r.id) ;

Berikut beberapa Teknik Materialized View:

1. Materialize View dengan Event Scheduller dan Store Routine (Tidak Real Time).

Event Scheduller digunakan untuk memanagement Eksekusi suatu event dalam Batabase MYSQL dan Task dijalankan secara barkala atau sesuai dengan penjadwalan. Event Scheduller dalam Materialized View ini digunakan sebagai perintah penjadwalan yang kemudian digunakan untuk eksekusi secara berkala sehingga hasil Materialized View akan terupdate berdasarkan Jadwal dari Event Scheduller.  Disini selain menggunakan Event scheduler juga menggunakan Store Routine. Store Routine adalah semacam prosedur fungsi yang bisa digunakan di MYSQL. Dengan menggunakan DB Rumah makan diatas, Berikut Langkah Materialized View:

  • Kita akan membuat Table dengan nama invoice_report_mv_event_sche sebagai Materialized View nya yang memiliki field sama dengan View invoice_report_list:

CREATE TABLE `invoice_report_mv_event_sche` (

      `id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `invoice_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `price` DOUBLE(22,0) NULL DEFAULT NULL,

      `quantity` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `sale_date` DATETIME NULL DEFAULT NULL,

      `chasier` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `menu_name` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `role_name` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `role_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL

)

COLLATE=‘utf8mb4_general_ci’

ENGINE=InnoDB;

  • Buat Store Routine yang digunakan untuk refresh Table invoice_report_mv_event_sche.

CREATE DEFINER=`root`@`localhost` PROCEDURE `store_routine_mv`(

      IN `rc` INT

)

LANGUAGE SQL

NOT DETERMINISTIC

CONTAINS SQL

SQL SECURITY DEFINER

COMMENT

BEGIN

        TRUNCATE TABLE invoice_report_mv_event_sche;

     INSERT INTO invoice_report_mv_event_sche

     select * from invoice_report_list;

     SET rc = 0;

END

  • Buat Event untuk melakukan penjadwalan refresh dari Store Routine yang telah kita buat tadi. Event disini saya buat akan dijadwalkan setiap 1 Jam akan dieksekusi

CREATE DEFINER=`root`@`localhost` EVENT `event_scheduller_mv`

      ON SCHEDULE

            EVERY 1 HOUR STARTS ‘2020-10-25 10:46:00’

      ON COMPLETION NOT PRESERVE

      ENABLE

      COMMENT

      DO BEGIN

      CALL `store_routine_mv`(@rc);

END

  • Untuk menjalankan Event Scheduller di system dengan menggunakan command berikut:

SET GLOBAL event_scheduler = ON;

  • Apabila semua step diatas sudah dilaksanakan maka table invoice_report_mv_event_sche akan ter refresh setiap 1 Jam.

2. Materialized View dengan Trigger (Real Time)

Materialized View dengan Trigger ini digunakan untuk setiap perubahan  1 data akan menambah data dari Table Material View sehingga akan terlihat Real Time. Jadi INSERT, UPDATE, DELETE akan mempengaruhi Tabel dari material view khusus untuk hanya 1 (INSERT, UPDATE, DELETE) data row saja. Berikut Langkah untuk Materialized View untuk INSERT dengan Trigger:

  • Buat Table Materialized View dengan nama invoice_report_mv_trigger

CREATE TABLE `invoice_report_mv_trigger` (

      `id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `invoice_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `price` DOUBLE(22,0) NULL DEFAULT NULL,

      `quantity` INT(11) NULL DEFAULT NULL,

      `sale_date` DATETIME NULL DEFAULT NULL,

      `chasier` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `menu_name` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `role_name` VARCHAR(50) NULL DEFAULT NULL COLLATE ‘utf8mb4_general_ci’,

      `role_id` INT(11) NULL DEFAULT NULL

)

COLLATE=‘utf8mb4_general_ci’

ENGINE=InnoDB

ROW_FORMAT=DYNAMIC;

  • Buat Trigger yang akan update setiap ada penambahan di table invoice_detail kemudian insert ke table Materialized View.

CREATE DEFINER=`root`@`localhost` TRIGGER `trigger_invoice_detail_mv` AFTER INSERT ON `invoice_detail` FOR EACH ROW BEGIN

INSERT INTO invoice_report_mv_trigger SELECT * FROM invoice_report_list WHERE id = NEW.id;

END

  • Apabila step sudah dilakukan maka data di table Materialized View invoice_report_mv_trigger akan terupdate dan bisa dikatakan Real Time.


3. Materialized View dengan Easy Script

Easy Script disini kita tinggal panggil query SQL setiap ada perubahan dari table utama kemudian kita update hasil View ke Materialized View, car aini hamper sama dengan MV Trigger, ini tergantung dengan logic yang Anda gunakan apaah bisa digunakan atau tidak, tapi tentunya bisa digunakan sesuai dengan alur scripting Anda. Untuk report Rumah Makan kita akan memperhatikan perubahan dari table invoice_detail, untuk setiap penambahan id dari invoice_detail maka akan kita update row di table  Materialized View invoice_report_mv_trigger. Untuk query terserah Anda sesuai kreasi Anda namun di Report Rumah Makan ini saya hanya akan menggunakan query INSERT berikut untuk mengupdate:

INSERT INTO invoice_report_mv_trigger SELECT * FROM invoice_report_list WHERE id = $id_invoice_detail

 

4. Materialized View dengan Flex View

flexviews menggunakan plugin untuk backlog proses Materialized View di DB Utama sehingga akan erlihat realtime tanpa harus membuat proses yang berlebihan . Repository -> Resource (ada Async biar seperti NoSQL)
Manual -> Resource
PPT -> Resource

Silahkan menggunakan File SQL Berikut Untuk Mencoba Sendiri Teknik Materialized View di Database MYSQL : Download

Materialized View akan terasa gunanya pada waktunya namun sebaiknya anda impementasikan diawal saat pembuatan system apabila menggunakan MYSQL, ditakutkan apabila diimplementasikan ditengah tengah program berjalan akan mempengaruhi performa dan kestabilan jalannya program apabila tidak berhati hati. 

Semoga Bermanfaat

Wassalamualaikum

CategoriesProgramming

Mengenal Phoenix Web Framework

        Sebelum Masuk ke Phoenix Framework kita mengenal dulu Elixir functional language, Elixir adalah bahasa pemrograman functional yang di build berdasarkan VM dari Erlang. Dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan developing scalable system dan maintainable system.

        Jika kamu ingin mengembangkan aplikasi yang selalu ada dan tersedia (high-availability), maka Elixir bisa menjadi pilihan yang bagus. Sebagai referensi, Erlang Virtual Machine masuk dalam nine nines reability yang membuat downtime-nya sangat rendah. Downtime-nya tidak sampai satu detik dalam setahun! Hampir tidak pernah crash. Sedari awal, Elixir dibangun dengan fitur toleran-kesalahan (fault-tolerance) yang memungkinkan menjalankan ulang proses yang mengalami kegagalan dalam ketika dijalankan. Setiap kode berjalan pada sebuah lightweight thread terisolasi yang disebut sebagai proses (process) dan berkomunikasi menggunakan pesan (messages). Resource: https://medium.com/phoenixir/kenapa-memilih-elixir-c628dabddc3b

Phoenix Framework digunakan sebagai Realtime Data comment App

         Elixir memiliki Framework bernama Phoenix Framework untuk pengembangan Web, masih jarang yang menggunakan Phoenix Framework terutama di Indonesia namun Apabila anda mencari reability, Aplikasi Web Interaktif dengan less code, dan Real Time data. Maka Phoenix bisa menyajikan dengan sangat Baik.

Kelebihan yang diberikan Phoenix Framework:

1. Real Time

Interaksi dengan berbagai User yang dibuild dengan Phoenix dan tanpa ada kompleksitas untuk develop dari client side.

2. Di build dengan MVC yang rapi

MVC dibuld semudah mungkin dan dengan mudah untukdi maintainace.

3. Scalability

Phoenix menyediakan VM Erlang yang mana untuk membuat realtime data bisa dengan mudah tanpa harus menggunakan pihak ketiga.

Cara penggunaan:

Silahkan Buka Laman untuk versi Phoenix yang terbaru : https://hexdocs.pm/phoenix/Phoenix.html

Dalam Dokumentasi Phoenix memiliki struktur Modul yang rapi dan menurut saya lengkap diantaranya:

  1. Modul MVC
  2. Testing
  3. Adapter dan Plugin
  4. Socket dan Transport
  5. Templating
  6. Exception

Beberapa Contoh Penggunaan Phoenix Web Framework:

1. Build a real-time Twitter clone

 

Dalam Video ini akan menjelaskan langkah dan cara membuat Real Time Tweets Clone dengan menggunakan Phoenix Framework. Resource : Link

2. Realtime Chat
 Hasil dari Contoh Realtime chat dengan Phoenix Framework

Realtime Chat sederhana Anda bisa melihat contoh berikut:

Phoenix Web Framework  untuk komunitas masih belum sebesar Bahar bahas pemrogramn yang lain, namun  Framework ini memiliki feature dan modul yang lengkap dilihat dari segi framework. Silahakan Anda coba mempelajari Phoenix Framework ini nanti Anda akan menumakn dimana simplenya Phoenix Web Framework. Berikut Link Utama Phoenix Framework: Link

Semoga Bermanfaat

Wassalamualaikum

CategoriesProgramming

Mengenal Bahasa Pemrograman Elm

     Bahasa Pemrograman Elm adalah Bahasa pemrograman fungsional untuk Frontend atau User Interface yang kaya akan fungsi Visualisasi yang bersifat Deklaratif. Elm dibuat untuk pengguna Web Apps dengan fungsionalitas untuk 3D Graphic dan Data Visualisation. Dilihat dari Fungsi dan kinerja Elm sangat berguna untuk membuat Game atau Game Dev berbasis Web Apps yang sangat Interaktif. Elm sendiri rilis versi stabilnya pada 21 Oktober 2019 Elm V 0.19 .1 namun pengguna sudah banyak. Sebelum lebih lanjut ke Elm tentunya kita harus tahu dasar dari Html dan CSS ya karena di Elm akan diintegrasikan dengan HTML dan CSS agar lebih cantik, tenang HTML dan CSS hanya pemanis karena Elm sendiri sudah Manis. Belajar Elm sangat mudah apabila Anda sudah memahami Pemrograman Dasar.

Beberapa kelebihan Elm Sebagai Berikut:

1. No Runtime Exceptions.

Elm menggunakan metode inferensi untuk mendeteksi error dan memberikan petunjuk yang jelas. Untuk lebih jelasnya silakah pelajari di link berikut : Detail
Berikut Contoh untuk Runtime Exception:
Pada saat Error akan muncul hints atau petunjuka yang jelas

2. Great Performance

Elm memiliki Virtual DOM sendiri yang di desain untuk kemudahan dan kecepatan. Semua funsional tidak bisa dirubah di Elm dan tolak ukur yang digunakan membuat code javascript yang cepat. 
Perbandingan dengan beberapa Framework terkenal untuk frontend lain, semakin kecil semakin bagus

3. Enforced Sematic Versioning

Elm memiliki Package yang digunakan sesuai dengan kegunaan. berikut link untuk packeage: Detail
tau bisa menggunakan comandline seperti gambar berikut:
Command line untuk Install Package Elm

4. Small Assets

Dibandingkan dengan React, angular dan Vue Assets Elm lebih kecil sehingga otomatis load akan cepat, elm memiliki cara endiri untuk meminimalisir assets silahkan baca di link berikut: Detail
Perbedaan ukuran / Size Asset dibandingkan dengan Vue, Angular dan React

5. Javascript Interop

Elm dapat digunakan di suatu node yang aktif, dan dapat disisipkan di suatu project tanpa menggangu.
Elm Bisa disispkan di project dengan javascript
 
 
Bahasa Pemrogram Elm sering digunakan untuk Desain Grafis atau Game Dev. Berikut Contoh Penggunaan Bahasa Pemrograman silahkan Anda Explore :

Beberapa Contoh Game   Dibuat dari Elm

Snake

Previous Elm versions

Tetris

Breakout

Pong

Mario

Tic Tac Toe

Space Invaders

Memory

Asteroid

Pac Man

Minesweeper

Roguelike

Classic Card & Board Game

Real-Time Strategy

Puzzle Games

Racing Game

  • Elm 0.18
    • Tacks – Real-time multiplayer sailing game [play]
    • Retrorace – Retrorace is a multiplayer game where the aim is to be the first to reach the top of the screen. [play]

Tools

Miscellaneous

Dilihat dari Contoh diatas bermacam macam game berbasis Web yang menggunaan Bahasa pemrograman Elm, tidak hanya untuk Game tentunya juga digunakan untuk landing page dll untuk mempercantik Website. Apabila Anda tertarik dengan Elm silahkan untuk mempelajari langsung di portal Web nya : Link. Akan banyak sekali contoh yang bisa Anda gunakan untuk belajar lebih lanjut.

Semoga Bermanfaat

Wassalamualaikum

 
CategoriesProgramming

Framework Performance untuk Developer

Performance adalah pilihan bagi pengguna framework, di artikel kali ini saya akan menyajikan beberapa pilihan yang mungkin bisa anda gunakan untuk menentukan framework yang akan anda gunakan.

Realworld adalah salah satu repository yang menyediakan perbandingan pengguna asli dari suatu framework. Realword sudah mendapat binta sebanya 45.2 K dan tentunya masih akan terus bertambah untuk meningkatkan performance sharing to sharing developer. Dari sini akan terlihat mana framework backend maupun frontend yang sering digunakan, juga tentunya bisa digunakan sebagai acuan untuk menentukan envorinment adalam suatu system.

Berikut Peringkat Pengguna asli Frontend.

Sorted by popularity on Sun Jul 19 2020

🥇🥈🥉
React / Redux
React / Redux Star Fork
Angular
Angular Star Fork
Vue
Vue Star Fork
Elm
Elm Star Fork
React / MobX
React / MobX Star Fork
Svelte / Sapper
Svelte / Sapper Star Fork
PureScript + Halogen
PureScript + Halogen Star Fork
AngularJS
AngularJS Star Fork
ClojureScript + re-frame
ClojureScript + re-frame Star Fork
Angular + ngrx + nx
Angular + ngrx + nx Star Fork
Aurelia
Aurelia Star Fork
Ember.js
Ember.js Star Fork
Rust + Yew + WebAssembly
Rust + Yew + WebAssembly Star Fork
AppRun
AppRun Star Fork
Next.js
Next.js Star Fork
Vanilla JS Web Components
Vanilla JS Web Components Star Fork
ClojureScript + Keechma
ClojureScript + Keechma Star Fork
Stencil.js
Stencil.js Star Fork
Hyperapp 1
Hyperapp 1 Star Fork
Dojo 2
Dojo 2 Star Fork
Ember Octane
Ember Octane Star Fork
San
San Star Fork
Riot.js v4
Riot.js v4 Star Fork
neo.mjs
neo.mjs Star Fork
Imba
Imba Star Fork
Crizmas MVC
Crizmas MVC Star Fork
Bridge.Spaf
Bridge.Spaf Star Fork
Riot.js v3
Riot.js v3 Star Fork
Riot.js + Universal + Effector
Riot.js + Universal + Effector Star Fork
 

Tentunya pengguna juga harus mengetahui patokan dalam menentukan ekosistem yang akan dibuat disni kita bandingkan adalah Framework.

1. Performance

Performance dilihat dari seberapa banyak orang atau End User  menggunakan Aplikasi dan di build dari framework tertentu dan seberapa bagus feedback dari enduser.

Semakin Tinggi Semakin Bagus

Untuk  nilai diatas 90 akan terasa perbedaan dengan yang dibawahnya.

2. Size

Transfer Size bisa di analitik menggunakan inspect element di browser dengan melihat Network dengan melihat GZIPed transfer response dan lama Deliver dari server.

Walaupun semakin banyak library yang digunakan bisa menjadi semakin lama load size nya, namun semakin baik coding maka seharunya library yang tidak berguna tidak boleh di load.

Semakin Kecil Semakin Bagus

Semakin kecil ukuran file maka semakin cepat download page.

Kesimpulan

Semakin kecil load file coding maka semakin cepat. Svelte menjadi nomor satu karena memiliki Langkah yang keren load tanpa virtual DOM jadi sangat cepat

3. Line Code

Lone Code menunjukkan betapa ringkasnya library / framework / bahasa yang diberikan. Berapa banyak baris kode yang Anda perlukan untuk diterapkan di aplikasi yang sama.

Semakin Kecil Semakin Bagus

Kesimpulan

Pada dasarnya semua framework bagus, namun didunia kerja kecepatan pengerjaan sangat menentukan. Jadi adanya framework sangatlah membantu, beberapa refrensi diatas saya harap bisa membantu anda para pembaca agar lebih eksplor lagi dan belajar lagi sehingga bisa mengatahui framework terbaik apa yang cocok untuk system Anda.

Semoga Bermanfaat
Wassalamualaikum
CategoriesProgramming

Pemetaan obyek dengan AutoMapper pada ASP .Net Core 3.1

AutoMapper adalah object to object mapper yang memetakan obyek A menjadi obyek B yang memiliki properti dan tipe yang berbeda. Seperti contoh kita perlu melakukan pemetaan Data Transfer Object ke object model. AutoMapper memudahkan proses pemetaan konvensional yang harus memetakan secara manual satu per satu.

Untuk menggunakan AutoMapper pada ASP .Net Core 3.1 terlebih dahulu harus menginstal AutoMapper melalui NuGet atau command pada NuGet Package Manager seperti ini.

Continue reading

CategoriesInternetLinuxProgramming

Menganal OpenStack untuk Cloud Computing

          Salah satu integrasi Open Stack yang pernah
saya buat ada dengan CRM (Customer Relationship Management) dimana Openstack
mengatur Cloud Computing yang berhubungan dengan penjualan atau yang sering
disebut dengan Cloud VPS, Cloud Hosting, Rack location dan RackSpace, integrasi
ini saya buat dalam bentuk Admin Dashboard yang bisa digunakan untuk mengatur
Cloud Computing dan Penjualan. Open stack memiliki fitur yang lengkap untuk
semua kebutuhan IAAS.

Gambaran Service dari OpenStack

Apa itu OpenStack?

       OpenStack merupakan project open source untuk platform cloud computing. sebagian besar digunakan sebagai Infrastructure as a Service (IaaS), di mana server virtual dan sumber daya lain tersedia untuk pelanggan.Platform perangkat lunak terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait yang mengendalikan beragam perangkat keras multi-vendor yang meliputi pengolahan, penyimpanan dan sumber daya jaringan di seluruh data center. Pengguna dapat mengelolanya melalui dasbor berbasis web, hingga command-line tools, atau REST layanan web (wikipedia).

         OpenStack menyediakan solusi IaaS (Infrastructure ad a Service) dengan berbagai layanan yang berhubungan. Masing-masing layanan/service menyediakan API (Application Programming Interface) yang memfasilitasi integrasi. Layanan-layanan atau service-service ini dapat kita instal sesuai kebutuhan kita. Dimana API ini bisa digunakan untuk integrasi sesuai kebutuhan Anda, saya pernah membuat untuk kebutuhan CRM.

 

Service di Arsitektur OpenStack sebagai Berikut:

Dashboard / Horizon 

Dashboard menyediakan tampilan web yang berinteraksi dengan layanan OpenStack seperti meluncurkan instance, memberikan IP address dan mengkonfigurasi akses control untuk Nova, Neutron, Swift dll.

Compute / Nova

Compute/ Nva menyediakan manajemen instan dari Compute yang ada pada lingkungan OpenStack sebagai contoh Compute di Virtual Server. Nova / Compute memiliki fitur untuk managemen dalam Virtual Machine, baremetal servers dan system contaners. Nova /  Compute adalah daemon yang berjalan di linux server.

Networking / Neutron

Neoutorn memiliki fungsi untuk mempermudah kita memahami layanan Networking sebagai layanan yang membuat jaringan secara virtual tentunya. Memiliki plugin yang mendukung berbagai jaringan dari vendor dan teknologi.

Object Storage / Swift

Swift  Pada Object storage ini akan menympan dan menambil object data melalui RESTful, API berbasis HTTP.

Block Storage / Cinder

Cinder sebagai Object Storage menyediakan persistent block storage untuk menjalankan instance. Kita dapat melakukan  manajemen block storage devices.

Identity service / Keystone

Keystone menyediakan manajemen otorisasi layanan.

Image service / Glance

Glance adalah untuk pengelolaan image terutama untuk menyimpan dan meluncurkan VM disk images. OpenStack compute menggunakan hal ini selama provision.

Telemetry / Ceilometer

Ceilometer akan memantau billing, benchmarking, scalability dan tujuan statistik.

Orchestration / Heat

Heat berfungsi untuk menggabungkan beberapa aplikasi cloud.

Database service /  Trove

Trove Meydiakan layanan Cloud database-as-a-Service.

Data processing service

Menyediakan kemampuan provision untuk Hadoop clusters.

Kesimpulan

OpenStack adalah open source yang memili resource yan besar sehingga bisa digunakan stakeholder untuk membangun usaha atau bisnis maupun hanya untuk IOT. Namun apabila penggunaannya sebagai bisnis maka akan berguna , bayangkan apabila harus secara manual atau hanya dalam bentuk Insfrastruktur tanpa Service instan dari Open Stack, akan sangat merepotkan. Pada inti nya dengan Open Stack semua Insfrastruktur bisa tertata dan semua service bisa dijalankan dengan cepat dan Mudah. Untuk belajar lebih dalam silahkan dipijak disini.

Semoga Bermanfaat.

Wassalamualaikum.